Operator AS T-Mobile dilaporkan berhasil mencegah pelanggaran jaringan besar-besaran baru-baru ini sebelum pelanggan terkena dampaknya Bloomberg. Peretas dapat memperoleh akses ke infrastruktur perutean tepi dan menyusupi router yang dimiliki dan dioperasikan oleh T-Mobile.
T-Mobile dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan dan mencegah peretas mengakses sistemnya lebih lanjut. Seseorang jelas-jelas mencoba masuk ke jaringan T-Mobile, namun T-Mobile mampu mendeteksi intrusi cukup dini sehingga tidak ada data pelanggan yang terekspos. Bloomberg Sumber yang mengetahui masalah tersebut dikatakan telah mengonfirmasi bahwa T-Mobile mengetahui bagaimana jaringannya dibobol dan titik akses telah diperbaiki.
Tidak jelas kapan peretasan itu terjadi Bloombergartikel terjadi, dan tidak ada yang melancarkan serangan.
Dalam beberapa minggu terakhir, peretas yang didukung negara Tiongkok telah membobol beberapa perusahaan telekomunikasi untuk mendapatkan akses ke ponsel pintar milik politisi AS. Pada tanggal 15 November, T-Mobile mengonfirmasi bahwa sistemnya diakses oleh peretas Tiongkok, namun mengatakan bahwa mereka tidak melihat “dampak signifikan terhadap sistem atau data T-Mobile” dan “tidak ada bukti adanya dampak atau eksfiltrasi terhadap pelanggan mana pun.” informasi.”
Pada awal tahun 2021, T-Mobile mengalami pelanggaran data besar-besaran, dan penyerang mengakses data lebih dari 50 juta pengguna. Data yang diperoleh antara lain nama, nomor telepon, alamat, tanggal lahir, nomor Jaminan Sosial, informasi SIM dan KTP, nomor IMEI dan nomor IMSI yang semuanya dijual oleh para peretas.
Saat itu, T-Mobile berjanji untuk meningkatkan keamanan melalui investasi multi-tahun dan hubungan jangka panjang dengan pakar keamanan siber Mandiant.
Peretasan pada tahun 2021 pada akhirnya merugikan T-Mobile $60 juta setelah perusahaan tersebut didenda oleh Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS) karena gagal mencegah atau mengungkapkan akses tidak sah ke data sensitif pelanggan.